Gilig Guru

Beranda » 2013 » Juni

Monthly Archives: Juni 2013

Khilafah itu Hanya Mimpi (?) Logikanya Bagaimana?

Tergelitik dengan ejekan bahwa KHILAFAH itu hanyalah MIMPI.

  1. Khilafah adalah negara yang menerapkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, siapa sih Muslim yang tidak merindukan tegaknya Islam? | Bandingkan dengan DEMOKRASI yang tidak untuk menerapkan Al-Qur’an dan As-Sunnah melainkan suara terbanyak.
  2. Khilafah dijanjikan oleh Allah dan Rosul-Nya akan berdiri di muka bumi | Sementara Demokrasi tidak.
  3. Khilafah itu bukan idenya HTI, melainkan dicontohkan oleh Nabi dan para sahabat, khususnya KHULAFAURRASYIDIN | Sedangkan Demokrasi dicontohkan oleh negara Yunani dan Barat yang notabene mayoritas Non-Muslim
  4. Kalau memang cuma MIMPI, sah-sah saja kan orang bermimpi, kenapa harus ditakuti?
  5. Bukankah banyak orang kecil menjadi sukses karena dia berMIMPI besar?
  6. Yang penting adalah kita bekerja mewujudkan MIMPI tersebut.

Manakah Jamaah yang Paling Benar?

Baca tulisan saya sebelumnya, “Khilafah atau Tauhid dulu”

Judul tulisan ini sebenarnya “Pilihan Pendekatan Dakwah: Politik, pendidikan, atau dakwah an sich?” Namun saya khawatir tidak akan ada yang membacanya karena berkesan berat.

Setiap organisasi Islam biasanya memilih satu aspek yang menjadi perhatian besar setiap aktivitasnya. Ada organisasi yang bergerak di bidang dakwah, ada pula yang memilih bidang pendidikan, ada yang mengambil jalan kesehatan, membantu anak yatim, kaum dhuafa, dan orang fakir-miskin, hingga berkecimpung di dunia politik. Ini tidak lain karena memang permasalahan ummat sedemikian banyaknya sementara penanggung jawabnya tidak ada, pemimpinnya tidak ada, maka yang menanggung masalah itu mau tak mau ya harus ummat Islam itu sendiri. Kita saling melapangkan bahu untuk memikul permasalahan saudara kita semuslim.

(lebih…)

Khilafah atau Tauhid dulu?

Pertanyaan ini belum pernah saya dapati hingga saat seseorang yang gencar menyuarakan Khilafah “dihadang” oleh seorang Salafy dengan pertanyaan sebagaimana judul di atas. Pertanyaan tersebut dilakukan di tengah-tengah status facebook yang kontan mengundang komentar-komentar dari orang lain. Sayangnya pertanyaan tersebut seperti diajukan tidak memandang konteks pembicaraan.

Bayangkan, seandainya ada orang yang sedang berjualan obat, dia mengemukakan khasiat dan keampuhan obat tersebut, lalu datanglah seseorang yang bertanya, “Mana yang lebih dulu, berdoa atau berobat?”

(lebih…)

Pengumuman Research Students 2014 Monbukagakusho

Kali ini, dari pagi sampai siang saya mengecek situs kedubes Jepang di http://www.id.emb-japan.go.jp/sch_rs.html, tapi pengumuman yang saya tunggu-tunggu tidak kunjung muncul. Biasanya mereka tepat waktu. Seperti pada saat saya menunggu pengumuman program Teacher’ Training 2013 bulan Januari lalu. Walah, dag-dig-dugnya tambah lammmma…

Ya Allah, berikanlah yang terbaik!

Bila setiap hamba memahami tugas dakwah, maka…

Tujuan Dakwah

Dakwah adalah semua upaya untuk menumbuhkan ketertarikan kepada Islam. Tujuannya tak lain ada dua: (i) yang utama adalah menunaikan tugas anda semua sebagai mudzakkir (lihat Qur’an Surat Al Ghôsiyah ayat 21). Setiap Muslim pada hakikatnya wajib berdakwah tanpa kecuali, sekalipun dia hanya mengetahui sedikit dari ilmu agama. Tujuan berikutnya (ii) adalah agar manusia masuk Islam dan bertaqwa kepada Allah.

(lebih…)

Panduan Penghayatan dan Pengamalan Ajaran Agama Islam

Panduan Penerapan Kompetensi Inti Kurikulum 2013

Ajaran agama merupakan pandangan hidup bagi pemeluknya. Maksudnya, manakala seseorang memeluk agama tertentu, maka dia akan menjadikan ajaran agama tersebut sebagai panduan dalam berpikir, berperasaan, dan berperilaku. Jika dia menyatakan dirinya sebagai Muslim, maka ajaran Islam-lah yang dijadikan panduan/patokan/ukuran baik-buruk kehidupannya.

Kita mungkin mengenal panduan berperilaku, misalnya mencela Tuhan agama lain adalah perbuatan buruk menurut ajaran Islam, karenanya Muslim dilarang melakukannya dan kitapun tidak melakukannya. Berarti kita berbuat sesuai dengan panduan, sesuai dengan ajaran agama Islam. Kalau ada seorang Muslim yang mencela Tuhan agama lain maka dia berbuat yang tidak sesuai dengan ajaran agamanya.

(lebih…)

PCPM sebagai Batu Loncatan

Tahun 2007 bapak-bapak PCM Patrang meminta dukungan Pemuda Muhammadiyah (PCPM Patrang) untuk mendirikan SMK Muhammadiyah dan kami mau membidaninya dengan syarat sekolah tersebut nantinya akan dijadikan sekolah kader. Rencana tersebut sudah maju mundur hampir setahun sehingga ketua majelis dikdasmen PCM menyepakatinya.

(lebih…)

Para Penumpang Gelap

Seringkali kita menunjuk orang-orang dari jamaah lain, yang aktif duduk di kepengurusan persyarikatan, atau aktif meramaikan masjid-masjid dan pengajian, atau aktif menggiatkan amal usaha-amal usaha Muhammadiyah, sebagai penumpang gelap. Tidak sedikit dari mereka kemudian dipinggirkan namun kemudian waktu membalik keadaan dan membuktikan tidak sedikit pula dari mereka yang berhasil mendirikan yayasan baru, pesantren baru, dan sekolah baru yang sukses. Sayangnya, sedikit sekali kebanggaan bapak-bapak Muhammadiyah terhadap mereka. Seolah tidak merasa ikut menjadi bapak bagi kelahiran mereka. Anda mungkin mengenal Pesantren Rabbani, lembaga Amil Zakat Rizki, dan Ma’had Hafizhul Qur’an Ibnu Katsir. Tidak lupa pula Kajian Dhuha Ikadi Jember yang sudah menyalip ketenaran Pengajian Ahad Pagi di PDM Jember.

(lebih…)

Kehilangan Masjid

Dahulu aktivis-aktivis PKS pertama kali dipersilakan mencari rumahnya sendiri, di luar Muhammadiyah. Saya menyesalkan kenapa mereka “mengibarkan” benderanya di masjid. Saya juga menyesalkan kenapa penyelesaiannya tidak dengan “menyarungkan bendera” saja. Muhammadiyah Banyuwangi kehilangan kader-kader besar. Para kader tersebut kehilangan rumah-rumah besar. Namun itu telah berlalu, biarlah menjadi pelajaran.

(lebih…)

Kelemahan Pengkaderan Ortom Muhammadiyah

Di berbagai ortom yang saya kenal di Jember, hampir semuanya benar-benar otonom baik dalam hal pertanggungjawaban keorganisasian maupun keilmuan. Tidak ada saling asih antara Muhammadiyah sebagai induk dengan IMM, PDPM, NA, mungkin juga ortom lainnya. Apapun yang terjadi di dalam ortom, bahkan hidup dan matinya sekalipun, tidak menjadi topik perbincangan di kalangan “bapak-bapak”, begitu biasanya kami menyebut pengurus Muhammadiyah.

(lebih…)