Gilig Guru

Beranda » 2021 » Mei

Monthly Archives: Mei 2021

Download Gratis Stiker Salam

Semoga Allah menyelamatkan saya dan keluarga saya dari api neraka.

Stiker ini dibuat untuk menyebarkan salam, menghidupkan kembali budaya Islam yang sedikit demi sedikit terlupakan atau ditinggalkan. Semoga dengan kemudahan ini Anda ikut masuk dalam golongan yang menyambut seruan Allah dan rasul-Nya untuk ikut menyebarkan salam.

Silakan diperbanyak untuk kebaikan. Saya hanya mohon didoakan dalam kebaikan.

File berupa PSD. Bagian tulisan merah dapat dihapus. Tapi tolong file mentahnya jangan disimpan di website lain, cukup di komputer Anda saja. Kalau ingin menghubungi bisa ke +628-123-549-5544 (klik di nomor HP untuk mendownload).

Al-Aqsa Infographic

Dialog Iman Ashabul Kahfi

Ilustrasi. dari i.pinimg.com

Dialog iman adalah percakapan yang isinya mengantarkan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Di dalam Al-Qur’an terdapat 120 dialog yang menggunakan sekitar 1000 ayat, itu berarti hampir 1/6 kandungan Al-Qur’an adalah ayat dialog. Salah satu contoh dialog dapat diambil dalam surat Al-Kahfi, ketika para pemuda gua baru bangun dari tidurnya yang panjang. Kenapa ini perlu kita renungi?

Tertidur 309 tahun itu aneh. Inilah yang dialami para pemuda yang berjejuluk “Ashabul Kahfi”. Maka ketika Allah mengisahkan momen terbangunnya dari tidur untuk saling bertanya, maka kita akan berharap dialognya luar biasa.

 Al-Qur’an menyebutkan dialog tersebut dalam ayat 19,

Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: “Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?).”

Mereka menjawab: “Kita berada (disini) sehari atau setengah hari.”

Berkata (yang lain lagi): “Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini).

  1. Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini,
  2. dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik,
  3. maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu,
  4. dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut
  5. dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.”
    (Temukan di Al-Qur’an surat Al-Kahfi, surat ke 18 di juz 15)

Ternyata, isinya “hanya” seputar perkiraan lama waktu tidur, yang kemudian dibelokkan kepada topik makanan… Wajar kalau ada yang heran dan bertanya, “Kenapa yang begini masuk dalam Al-Qur’an?”

Mari kita gali apa hikmah dalam dialog “ringan” seperti ini.

Kalau Disebut Al-Qur’an Pasti Itu Penting!

Al-Qur’an adalah kitab suci, bukan sembarang buku. Bayangkan begini, kalau ada nama seseorang masuk ke guiness book of record tentu orang itu luar biasa. Kalau Bill Gates me-mention nama kita dalam cuitan twitternya, yakinlah sebentar lagi bakalan banyak yang mem-follow akun kita.

Coba bandingkan, para pemuda yang tertidur dalam gua ini di-mention oleh Allah! Disorot dalam Al-Qur’an, pasti akan dibaca oleh jutaan manusia hingga hari kiamat. Populeritasnya tak berujung. Pasti ada sesuatu-nya.

Jadi apa yang ditulis dalam ayat, satu huruf sekalipun, pasti memiliki makna yang besar. Bertambah huruf bertambah makna. Apalagi kalau satu rangkaian kisah.

Hikmah Dialog

Rupa-rupanya, orang yang pertama dalam ayat 19 bertanya sesuatu yang tidak begitu penting, yakni “berapa lama tidur?” meski kemudian ditanggapi oleh beberapa orang berikutnya, namun akhirnya diluruskan bahwa “Rabb kalian lebih mengetahui”. Membicarakan masalah lamanya waktu tidur bagi mereka tidak begitu berpengaruh apa-apa, jadi berhentilah berdebat. Sebab ada masalah lain yang lebih mendesak, yakni konsumsi dan keamanan. Di luar sana, tentara kerajaan masih memburu mereka. Sementara kalau terus-menerus bersembunyi di gua, para pemuda itu tidak mungkin bisa bertahan lama. Mereka harus keluar untuk mengumpulkan sumber daya sembari tidak terlalu menarik perhatian meski tetap bersikap simpatik.

Nampaknya Allah hendak mengajarkan agar kita fokus kepada penyelesaian masalah, yang untuk itu perlu pertanyaan yang pas untuk memancing percakapan. Nanti kisah Ashabul Kahfi ini berlanjut kepada pertanyaan gagal fokus orang-orang dan sikap penguasa sesudahnya yang alih-alih membangun keimanan yang kokoh atas ketauhidan ashabul kahfi, malah sibuk membangun bangunan di atasnya.

Hikmah yang kedua, memperjuangkan hidup fi sabilillah itu lebih berat ketimbang mati fi sabilillah. Perlu strategi, kesabaran, dan keistiqomahan menapaki setiap tahapan itu.

Masyaallah, ternyata percakapan ringan para penghuni gua ini bisa digali dan melahirkan sebuah panduan bagi pergerakan dakwah Islam.

Bagaimana rinciannya? Semoga kelak ada tulisan yang menyambungnya.