Gilig Guru

Beranda » 2016 » September

Monthly Archives: September 2016

Pondok Tahfidz Jember

Dimana saya bisa mengirimkan putranya seusia SMP-SMA untuk mengikuti program hafalan Al-Qur’an sedangkan sekolahnya di tempat umum (SMPN atau SMAN)?

Itulah kegelisahan saya ketika si Sulung menginjak kelas 6 SD. Qodarullah saya dipertemukan dengan ustadz Wahid di Ibnu Katsir dan diperkenalkan dengan rumah tahfidz Al-Choliq. 

Rumah tersebut menampung hingga 30 siswa SMP-SMA untuk berkonsentrasi pada hafalan sambil tetap mendukung proses pembelajaran siswa di sekolah umum pada pagi harinya. 

Berikut foto-foto waktu kunjungan ke sana. (Mohon maaf susunannya terbalik karena upload via HP)

Ruang belakang

Pandangan dari teras depan

Bagian depan gedung

Semoga pondok ini diridhoi Allah. 

Gara-gara Islam

Kalau saja Belanda dulu datang ke Indonesia pada tahun 1602 di Banten dengan VOC-nya beragama Islam. pasti tidak ada penjajahan selama 350 tahun.

Karena islam dengan rahmatan lil alamin tidak mungkin ada penjajahan, itu dibuktikan dengan saudagar Arab yang datang terlebih dahulu pada tahun 700 an. Islam tidak mengenal penjajahan

Nah, sekarang kalau kita memilih wakil/ pemimpin bukan dari islam, sama saja, memberikan hak kepada mereka untuk menjajah kita, menjajah dengan berbagai bentuk.

BERAGAMA ISLAM ADALAH PENYEBAB BAIKNYA. KAFIR ADALAH PENYEBAB KEBURUKANNYA.

@Kusnoto Saleh, reblogged supaya semua menancapkannya dalam-dalam.

KAFIR bukanlah ungkapan rasis

KAFIR bukanlah ungkapan #rasis, sebab ras adalah sesuatu yang dipilihkan oleh Tuhan sedangkan kekafiran adalah pilihan hidup manusia.

Seseorang tidak boleh berbangga-bangga dengan rasnya, karena biasanya di dalam kebanggaan itu terselip rasa merendahkan ras yang lain. Berbeda halnya dengan rasa bersyukur, yang harus dibarengi dengan rasa menghargai ras yang lain. Itulah sebabnya ISLAM tidak mempermasalahkan pemimpin berasal dari ras manapun.

Akan halnya orang yang BANGGA DENGAN KEKAFIRANNYA, itu pilihan dengan kesadaran penuh akan tanggung jawab akibatnya.

Kafir per definisi adalah sikap menolak Allah SWT, baik seutuhnya maupun sebagian dari hukum-Nya. Maka tentu saja sangat wajar bila orang Kafir ditolak umat Islam. Sederhananya, kalau ingin umat Islam menerima, maka terimalah Islam.

AGAMA itu bukan SARA

Unsur SARA adalah sesuatu yang tidak bisa diganti. Contohnya Suku, bangsA, RAs, semua sudah ditentukan Tuhan. Lain halnya agama yang merupakan pilihan hidup yang penuh kesadaran.

Maka kalau kamu, #Gilig, mempermasalahkan SARA ibaratnya protes dengan ketetapan Tuhan. Anti Cina-lah, anti Arab, sampai anti Malaysia, semua sama. Mereka nggak milih lahir dimana. Selama berusaha terbaik mengikuti kebenaran, kenapa ditolak?

Oh… Jadi itulah hikmahnya Islam tidak mempermasalahkan pemimpin itu berasal dari SARA yang mana saja, selama pilihan jalan hidupnya adalah kebenaran: ISLAM.