Gilig Guru

Beranda » 2014 » Juni

Monthly Archives: Juni 2014

Memilihkan Pesantren Buat Anak

Husna, Fafa, dan Fatih bersiap berangkat ke SDIT Luqmanul Hakim

Husna, Fafa, dan Fatih bersiap berangkat ke SDIT Luqmanul Hakim

Umur Fatih, yang lahir pada 2004 sudah menjelang usia SMP. Keinginan kami orang tuanya untuk mengirimkan si sulung ini ke sekolah Islam sangat menggebu-gebu. Besar harapan orang tuanya padanya. Namun pada saat yang sama, kami diterpa kegamangan karena besarnya rasa sayang yang tercurah untuknya. Sudah siapkah Fatih? Sudah siapkah kami, orang tuanya?

Ilmu dan Amal

Banyaknya ilmu tidak serta merta menjadikan kita yakin dan menjadi pengamal ilmu tersebut. Contohnya adalah orang-orang munafiq yang alim lisannya seperti kelompok Sekuler, Pluralis, dan Liberalis (Sepilis). Sebut saja Nurcholish Madjid, Abdurrahman Wahid, Harun Nasution, Nasarudin Umar, dan berderet-deret nama lainnya. Keilmuan mereka bukan menambah semangat untuk menerapkan Islam namun malah menjauhkan dari agama. Atau kita ambil contoh ringan dari keseharian kita, yakni petugas kesehatan baik di Puskesmas maupun Rumah Sakit yang juga perokok.

(lebih…)

Ketaatan itu Sederhana – Jangan Terlalu Banyak Bertanya

Nabi NUH belum tahu, bahwa banjir akan datang ketika ia membuat kapal dan ditertawai kaumnya.

Nabi IBRAHIM belum tahu, bahwa akan tersedia domba ketika pisau nyaris memenggal buah hatinya.

(lebih…)

NU dan Khilafah

20140626-043119-16279162.jpg
Subuh ini perbincangan dengan seorang teman NU cukup menghangatkan kembali semangat saya. Teman yang satu ini saya kenal sangat istiqomah sholat 5 waktu di masjid, sampai-sampai ia dipanggil “Gus” oleh yang lain. Selain aktif yasinan, dia juga tidak pernah menolak permintaan tolong dari siapapun, di kamarnya terpampang foto ulama yang dikaguminya.

(lebih…)

Syarat Masuk Surga Bagi Kaum Kristiani

20140626-041952-15592049.jpg
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Demi Dzat Yang menguasai jiwa Muhammad, tidak ada seorang pun baik Yahudi maupun Nasrani yang mendengar tentang diriku dari umat Islam ini, kemudian dia mati dan tidak beriman terhadap ajaran yang aku bawa kecuali ia akan menjadi penghuni neraka.” (HR Muslim)

Jadi beriman pada Nabi Muhammad bagi seluruh manusia di zaman beliau (hingga hari kiamat nanti) adalah syarat mutlak untuk masuk surga.

Tidak ada jalan bagi #pluralisme untuk berkhayal bahwa semua agama asalkan berbuat baik akan mendapatkan pahala.

Tentu saja masih ada pula syarat yang lain, sebab syarat ini membutuhkan pembuktian.

Derajat Manusia Tidak Sama

Dalam pandangan Islam (Islamic Worldview) manusia dinilai dari agamanya, bukan dari fisiknya.

Anggapan bahwa manusia itu semuanya sama, adalah cara pandang non-Islam. Namun cara pandang semacam ini seringkali inkonsisten. Misalnya saat presiden lewat di jalan, maka rakyat jelata disuruh minggir. Bukankah presiden dan rakyat sama-sama manusia? Bukankah presiden itu dipilih rakyat? Bahkan presiden itu konon adalah pelayan rakyatnya?

(lebih…)

(Berima) Pacar Berciuman Tidak Berdosa Menurut Nasrani?

Belajar di masa kecil agar menjadi panduan di masa dewasa

Belajar di masa kecil agar menjadi panduan di masa dewasa

Di dalam Islam, perbuatan manusia itu dihukumi oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah. Al-Qur’an adalah firman Allah SWT sedangkan As-Sunnah adalah sabda Nabi Muhammad SAW. Maka dari itulah sejak dini kaum Muslimin belajar untuk membaca dan menghafal kitab suci, agar kelak ketika dewasa setiap perbuatannya selalu dalam bimbingan wahyu ilahi.

Berpacaran misalnya, tentu merupakan trend yang disukai setiap Wawan dan Wati, melihat muda-mudi di sekolahnya berjalan berduaan bergandengan tangan layaknya Mami-Papi bisa membakar nafsunya untuk ikut-ikutan seperti acara di televisi.

(lebih…)