Gilig Guru

Beranda » 2008 » Desember

Monthly Archives: Desember 2008

Pengajian di Kobe – Makin Canggih!

Monthly Islamic Discussion in Kobe

Ust. Dadan sedang menyampaikan ceramah tentang bersuci. Di sini adalah tempat untuk ikhwan, tempat akhwat ada di lantai bawah. Karena terpisah, maka suaranya sulit terdengar, sementara tidak lazim disini memakai loud speaker.

Maka dipakailah YAHOO MESSENGER yang distreaming melalui komputer di bawah. Canggih ya kan?

Fried Rice

The best food I can cook. Now I can make into two tastes: Sweet and Spicy. Not bad, I guess.

The Class

The Nihon-go Intensive Class, the scratch Class.
from Left: Sabry (Brunei), Islami (Iran), Honorat (Haiti), Haider (Bangladesh), Bun Mi (Laos), Maija (Latvia), May (Phil), Jeane (Thai), Tess (Phil), Irodah (Uzbek), Sensei, and Me (sitting).

My Children

GOBAG SODOR!

Permainan tradisional di Pondok Al-Furqan Jember. Sedang bermain dalam acara rutin mingguan Olimpiade Pondok.

Senangnya…

Banyak nilai dan hikmah yang diajarkan para ustadz melalui media yang sangat atraktif ini.

The Faithful Mother

Wahida
Husnur
Rohmi

Pertama kali bertemu, cintaku ini adalah seorang aktivis HMI dan LDK sekaligus. Jagoan di D3 Pajak. Pinter… mempengaruhi orang lain untuk mengikuti gaya dan tingkahnya. Beruntung dia bertemu dengan seseorang yang membawanya ke jalan kebenaran (dug!… aw!) 😛

Sincere Love

What can I say…

That was when my son Fatih was only a year old.

This reminds me when I was beside my family. Oh, I can’t write more because I think I am going to cry to recall all back… 😦

Luminary Kobe

Ini pintu gerbangnya, mungkin sepanjang 2 blok. Kalau melihat orang yang bejubel berjalan di bawahnya… wuh, gimana gitu.

Ini tengahnya, semacam lapangan yang dipagari dengan lampu-lampu hias setinggi 4-5 meter. Lihat khan orang-orangnya? Alhamdulillah aman gak ada copet.


Pentas Angklung

Memperingati bencana gempa di Kobe, mereka mengadakan malam Luminary. Dengan lampu-lampu gemerlap semua orang berkumpul (saking banyaknya, aku merasa seperti semua penduduk Kobe tumplek bek kesini… sampai kayak di terowongan Mina) dan berdesak-desakan menikmati lampu. Itu saja, tidak ada yang lain kecuali pedagang berjualan di satu deret stand yang tentu saja tertata rapi. Di pojok lain Kami tampil perdana mengusung 5 tembang, Furusato, Bengawan Solo, Kaze no …, Sukiyaki, danYamko Rambe Yamko. Aku paling pojok kanan tuh…

Happy As Ever

Pulang dari Jumatan, lagi-lagi ketonjok jadi khotib… payah deh. Maksudnya, aku nih yang payah. Lah yang lain kok pada geleng-geleng waktu aku tanya “Ada yang bisa jadi imam?” Ini di dekat kampus teknik. Pemandangannya keren ya? Subhanallah. Gimana surga…

A new look, but the same life

Anywhere you are, you always set your feet on the ground.

Masuk musim dingin di Kobe. Pemandangan seindah ini mungkin bertahan hanya seminggu. Yang lebih singkat lagi adalah waktu dimana kita menyadari bahwa Allah menjadikannya tanda bagi kita.