Gilig Guru

Beranda » Artikel » Artikel Pendidikan » Bangsa Penjajahan dan Bangsa Memerdekakan

Bangsa Penjajahan dan Bangsa Memerdekakan

Masukkan alamat email anda

Bergabung dengan 5.003 pelanggan lain

Blog Stats

  • 180.137 hits

Follow me on Twitter

Pekik merdeka membahana di nusantara. Sebuah ungkapan kesyukuran bahwa Kita telah lepas dari penjajahan kaum kafir, mulai dari bangsa Portugis dan Spanyol, Belanda, Inggris dan Jepang. Sejarah panjang bangsa ini dihiasi dengan emas perjuangan, mulai dari Sultan Baabullah, Sultan Hasanuddin, Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, hingga Haji Agus Salim, Panglima Besar Jenderal Soedirman, Kartini, dan Soekarno. Bisa dikatakan semua inisasi perlawanan berasal dari kaum Muslim, yang notabene merupakan penduduk asli Indonesia. Meskipun ada beberapa yang bergelar pahlawan Indonesia yang beragama non-Islam, namun kebanyakan hidup di era pra kemerdekaan. Satu nama yang masih diperdebatkan adalah Pattimura, yang sebagian menganggap namanya adalah Thomas Matulesy, dan yang lain menganggap namanya Ahmad Lussy.

Saat menjajah Indonesia, bangsa Barat membawa misi 3G (Gold, Gospel, dan Glory). Gold artinya mengeruk kekayaan, Glory artinya memperluas wilayah jajahan, sedangkan Gospel alias pemurtadan. Ini merupakan warisan yang dibawa oleh Ferdinand II (Spanyol) dan Ratu Isabella (Portugis) setelah keduanya menikah lalu mendirikan Inkuisisi, sebuah lembaga peradilan agama yang memaksa rakyat untuk pindah ke agama Katolik. Semboyan 3G pertama kali dicetuskan oleh Paus Alexander VI dari Vatikan setelah menyelesaikan perselisihan antara Portugis dan Spanyol dengan Perjanjian Tordesilas pada 1494.

Begitulah ciri khas bangsa yang dibimbing oleh agama Islam dengan bangsa yang tidak dibimbing Islam. Berbagai kerajaan di Nusantara tadinya hidup damai dan sangat ramah menerima kehadiran bangsa asing, justru dilukai dengan sikap semena-mena dan monopoli lalu akhirnya berujung kepada penjajahan. Lalu para ulamanya bangkit menggerakkan perlawanan dan hadirlah kemerdekaan.

Sedangkan bangsa Kafir hampir tidak pernah dalam sejarahnya luput dari nafsu menguasai dari segala aspek, politiknya, ekonominya, bahkan agamanya. Dan sejarah pasti berulang.


Tinggalkan komentar

Jumlah Pengunjung

  • 180.137 orang

See me